Pameran Fotografi “Capturing Echoes: A Photographic Journey” Merayakan Tahun Kebudayaan Qatar-Indonesia

Download (43)

Indonesia dan Qatar menjalin kerjasama sebagai negara mitra penyelenggaraan dalam rangka Qatar Year of Culture. Program internasional “Year of Culture” dari Qatar bertujuan untuk mendalamkan pemahaman antar bangsa melalui sektor olahraga, seni, pendidikan, dan bidang lainnya.

 

Dalam rangkaian Qatar-Indonesia Year of Culture 2023, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) bersama Qatar Museum menyelenggarakan pameran fotografi bertajuk “Capturing Echoes: A Photographic Journey” atau “Menangkap Gema: Sebuah Perjalanan Fotografis”.

 

Pameran yang berlangsung sejak 1 hingga 20 Desember 2023 di Cemara 6 Galeri – Toeti Heraty Museum, Menteng, Jakarta Pusat, menampilkan karya fotografi dari Reem Al-Bader (Qatar), Kafin Noe’man, dan Gevi Novyianti (Indonesia). Pameran ini dikuratori oleh Khalifa Al Obaidly (Qatar), Demitrius Wisnu Widiantoro, dan Ridhwan Siregar (Indonesia).

 

Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, menyoroti bahwa pameran ini bukan hanya ajakan untuk menghargai keindahan warisan budaya manusia, melainkan juga sebagai upaya dokumentasi dan pelestarian. Menurutnya, pelestarian kebudayaan menjadi kewajiban untuk menghargai sejarah yang terkandung di dalamnya.

 

“Budaya memiliki peran penting dalam membentuk rasa hormat dan membuka diri terhadap perbedaan, kedua elemen penting untuk fondasi dunia yang damai dan harmonis,” ungkap Hilmar.

 

Duta Besar Qatar untuk Indonesia, Fawziya Edrees Salman Al-Sulaiti, menegaskan komitmen Qatar dalam menjadikan Tahun Kebudayaan Qatar-Indonesia 2023 sebagai awal gerakan budaya yang efektif dan berkelanjutan. Dia menyoroti peran budaya dalam membangun masyarakat, komunikasi, serta peningkatan pemahaman masyarakat terhadap kebudayaan.

 

“Saat ini, banyak tradisi dan kebudayaan yang semakin memudar akibat gaya hidup yang cepat dan perkembangan teknologi. Pemahaman dan praktik berkelanjutan merupakan kunci keberlanjutan budaya,” jelas Fawziya Edrees.

 

Melalui karya fotografi Reem Albader, Kafin Noe’man, dan Gevi Noviyanti, pameran ini mengajak pengunjung menelusuri perjalanan foto mereka di Doha, Qatar, dan Solo, Indonesia. Foto-foto tersebut menjadi saksi kekuatan identitas budaya, meski dihadapkan pada arus modernisasi. Pameran ini menghadirkan perspektif unik tentang kehidupan sehari-hari di Qatar dan Indonesia serta upaya bersama dalam melestarikan budaya dan memahami identitas bangsa lain dalam konteks lintas budaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Prove your humanity: 10   +   8   =  

Kabar Terkait